Laman

Senin, 18 Juni 2012

laporan genetika

 laporan genetika: LAPORAN TETAP GENETIKA O L E H MUHAMMAD ANTON 09211298 FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA IKIP MATARAM ...

pupuk dan pestisida

pupuk dan pestisida: 1. jenis-jenis pupuk setiap jenis pupuk mempunyai kandungan yang disesuaikan dengan kebutuhan tanaman dan prosepek pasar. komposisi dan fo...

pupuk dan pestisida

1. jenis-jenis pupuk
setiap jenis pupuk mempunyai kandungan yang disesuaikan dengan kebutuhan tanaman dan prosepek pasar. komposisi dan formulasi pupuk harus selalu di perhatikan ketika membeli pupuk, hal tersebut di sesuaikan dengan kebutuhan tanaman yang akan kita harapkan, jika kita menginginkan peningkatan produksi bagian vegetatif maka gunakan pupuk dengan kandungan N yang relatif tinggi dan jika yang kita inginkan adalah produksi buah maka pupuk yang kita beli adalah dengan kandungan P tinggi.
2. metode pemupukkan
ada beberapa metode pemupukkan yang selama ini di kenal secara umum, untuk penanaman tanaman di pot dapat di sesuaikan :
       a. broadscast (disebar), pupuk di sebar merata di permukaan tanah sebelum atau sesudah tanam, syaratnya adalah gunakan pupuk yang tidak mudah menguap dan perakaran tanaman harus dangkal sehingga pupuk yang terlarut mudah dan dapat terserap oleh akar.
       b. sideband (di samping tanaman), pupuk di letakkan di salah satu sisi atau kedua sisi tanaman dalam alur (band).
        c. in the row (dalam larikan), dimana pupuk di berikan larikan tanaman.
        d. side dressed, yaitu pupuk di sebar di samping larikan tanaman, seperti larikan jagung.
        e. pop up yaitu pupuk di berikan bersamaan dengan biji yang di tanam.
        f. foliar applicatiom (pupuk lewat daun) yaitu pupuk sebelum di aplikasikan di larutkan dulu dalam air lalu di semprotkan lewat daun. biasanya untuk aplikasi unsur hara mikro.
        g. fertigation (pemupukkan lewat air irigasi), yaitu pemberian pupuk melalui air irigasi.
        h. thumb, cara ini menyatakan bahwa penyebaran daerah perakaran dalam feet (33 cm) sama dengan diameter batang pohon dalam inci (2,5 cm) yang terletak satu feet di atas tanah.
        i. treaching, yakni metode pemupukkan dengan cara membuat parit dibawahlingkar tajuk pohon.
        j. punch-bar, yaitu pemupukkan po besar dengan cara membuat lubang-lubang pemupukkan dengan jarak kurang lebih 75 cm dan kedalaman kurang lebih 20cm.
3. pestisida
pestisida adalah substansi kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang digunakan untuk mengendalikan berbagai hama yaitu serangga, tungau, tumbuhan pengganggu dan lain-lain yang di anggap merugikan.
beberapa jenis pestisida yaitu :
a. insektisida yaitu pestisida yang digunakan untuk memberantas serangga.
b. fungisida yaitu pestisida untuk memberantas/mencagah pertumbuhan jamur/cendawan seperti bercak daun, busuk daun dan cacar daun.
c. bakterisida yaitu pestisida untuk memberantas bakteri atau virus.
d. rondentisida yaitu pestisida yang digunakan untuk memberantas hama tanaman berupa hewan penggerat seperti tikus dll.
e. nematisida yaitu pestisida yang digunakan untuk memberantas hama tanaman berupa nematoda (cacing).
f. herbisida yaitu pestisida yang digunakan untuk membasmi tanaman pengganggu (gulma) seperti ilalang dll.
prinsip penggunaan pestisida
dalam konsep pengendalian hama terpadu, pestisida berperan sebagai salah satu komponen pengendalian , prinsip pengendaliannnya adalah :
> kompatibel dengan komponen pengendalian lain
> efesiensi untuk pengendalian hama tertentu.
> meninggalkan residu dalam waktu yang tidak diperlukan.
> tidak boleh persistent, jadi harus mudah terurai.
dalam perdagangan (transport, penyimpanan, pengepakan, labeling) harus memenuhi persyaratan keamanan yang maksimum.
> harus tersedia antidote untuk pestisida tersebut.
sejauh mungkin harus aaman bagi lingkungan fisik dan biota.
relatif aman bagi pemakai.
harga terjangkau.

Sabtu, 26 Mei 2012

laporan genetika


LAPORAN TETAP
GENETIKA


O
L
E
H

MUHAMMAD ANTON
09211298


FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
IKIP MATARAM
2012


LEMBARAN PENGESAHAN

Laporan Ini Disusun Oleh       : MUHAMMAD ANTON
NIM                          : 09 211 298


Telah Memenuhi Syarat Dan Di Setujui Untuk Melakukan Ujian Akhir Praktikum
GENETIKA


Tanggal, 22 Mei 2011



Coordinator praktikum Fistum II                                 Co’Ass kelas


 Rusmania isnaini                                            Ummi walinda





MENYETUJUI
KEPALA LABORATORIUM BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
MATARAM



KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah yang maha kuasa, karena berkat rahmat dan karunianya kita bisa melakukan berbagai macam aktifitas, terutama kepada penulis sendiri sehingga dapat menyelesaikan laporan tetap praktikum GENETIKA ini sesuai dengan waktu yang telah diberikan, dan tidak lupa penulis menyampaikan salam serta salawat kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah berjuang untuk memanusiakan manusia, hal ini sangat penting untuk kita semua sebagai umat muslim, dan penulis mengucapkan terima kasih kepada semua Co’Ass yang rela memberikan waktu untuk membimbing kita semua, hal ini tidak akan bisa kami lupakan. Dalam laporan ini berisi teori singkat tentang materi yang dipraktikan dan data hasil pengamatan pada setiap acara.
            Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan tetap ini banyak kekurangan dimata pembaca, oleh karena itu saran dan kritik sangat berpengaruh dalam penyempurnaan laporan tetap ini. Semoga laporan tetap ini bermanfaat bagi kita semua dan kepada pembaca. Amin

Mataram, 23 Mei 2012


Penyusun        



BAB I
PENDAHULUAN
A.   LATAR BELAKANG
Orang yang pertama kali mempelajari sifat-menurun yang diwariskan dari sel sperma adalah Haeckel 1868, akan tetapi yang dinobatkan sebagai Bapak Genetika adalah Johan Gregor Mendel, Beliau meraih gelar ilmuwan genetika untuk studi tentang pewarisan sifat-sifat tertentu pada tanaman kacang, karena kesungguhanya dalam melakukan eksperimen tentang hereditas tumbuhan. Melalui penelitianya Mendel menyimpulkan sebagaimana penulis kutip dari Wikipedia bahwa pada semua organisme hidup terdapat "unit dasar" yang kini disebut gene yang secara khusus diturunkan oleh orang tua kepada anak-anaknya.
Secara Etimologi kata genetika berasal dari bahasa Latin yaitu “Genos” yang berarti asal-usul. Beberapa ahli mengemukakan genetika sebagai berikut:
1.      Genetika merupakan ilmu yang cabang ilmu biologi yang berkaitan dengan pewarisan sifat (hereditas) dan variasi (Stansfield, 1983).
2.      Menurut Brown 1989, Genetika adalah cabang ilmu biologi yang mengacu kepada studi tentang gen.
3.      Gardner, dkk 1991, Genetika adalah ilmu tentang pewarisan sifat dan variasi.
4.      Russel 1992, mengemukakan Genetika adalah ilmu tentang pewarisan sifat yang mencakup struktur dan fungsi gen, serta cara pewarisan gen-gen dari satu generasi ke generasi berikutnya.
5.      Klug & Cummings 2000, mengemukakan Genetika adalah cabang ilmu biologi yang berhubungan dengan pewarisan sifat dan ekspresi sifat-sifat menurun.
Jadi Genetika adalah cabang ilmu biologi yang mengkaji materi genetik mencakup struktur, reproduksi, kerja (ekspresi), perubahan dan rekombinasi keberadaan dalam populasi dan perekayasaan materi genetik. Genetika sangat bermanfaat bagi kehidupan antara lain :
1.      Sebagai ilmu pengetahuan dasar genetika dengan konsep-konsep didalamnya dapat berinteraksi dengan berbagai bidang lain untuk memberikan kontribusi terapannya.
2.      Pertanian sebagai seleksi bibit unggul (tanaman, ternak), teknik-teknik khusus pemuliaan seperti kultur jaringan, beberapa produk pertanian (pangan) berasal dari organisme hasil rekayasa genetika telah dipasarkan cukup luas.
3.      Kesehatan sebagai pendiaknosa penyakit/kelainan pranatal contohnya penyakit fenilketonuria.
4.      Industri farmasi yaitu produksi biomolekul penting seperti insulin, interferon, dan beberapa hormon pertumbuhan melalui teknik rekayasa genetik.
5.      Hukum sebagai penguji golongan darah dan penguji DNA dengan membandingkan pola restriksi molekul DNA.
6.      Kemasyarakatan dan kemanusiaan yaitu dengan gerakan yang berupaya untuk memperbaiki kualitas genetik manusia.
B.   TUJUAN
1.      Mahasiswa dapat meningkatkan pengetahuan mengenai ruang lingkup Genetika.
2.      Mahasiswa mengetahui bagaimana proses pewarisan sifat pada mahluk hidup.
3.      Mahasiswa mendapatkan gambaran tentang peranan gen yang dipengaruhi oleh seks. Dan
4.      Mahasiswa bisa mengetahui siklus hidup pada Drosophila sp.



BAB II
ACARA PENELITAN
A.    ACARA I IMITASI PERBANDINGAN GENETIK (Persilangan Monohibrid).
1.      TUJUAN
a.       Mendapatkan gambaran tentang tentang kemungkinan gen-gen yang dibawa oleh gamet-game akan bertemu secara acak.
b.      Melakukan pengujian X2 untuk mengetahui apakah hasil persilangan yang didapat dianggap baik atau tidak.
2.      KAJIAN PUSTAKA.
Persilangan monohibrid adalah persilangan antar dua spesies yang sama dengan satu sifat beda. Persilangan monohibrid ini sangat berkaitan dengan hukum Mendel I atau yang disebut dengan hukum segresi. Hukum ini berbunyi, “Pada pembentukan gamet untuk gen yang merupakan pasangan akan disegresikan kedalam dua anakan.”
Mendel pertama kali mengetahui sifat monohybrid pada saat melakukan percobaan penyilangan pada kacang ercis (Pisum sativum). Sehingga sampai saat ini di dalam persilangan monohybrid selalu berlaku hukum Mendel I.
Sesungguhnya di masa hidup Mendel belum diketahui sifat keturunan modern, belum diketahui adanya sifat kromosom dan gen, apalagi asam nukleat yang membina bahan genetic itu. Mendel menyebut bahan genetic itu hanya factor penentu (determinant) atau disingkat dengan factor.
Hukum Mendel I berlaku pada gametogenesis F1 x F1 itu memiliki genotif heterozigot. Gen yang terletak dalam lokus yang sama pada kromosom, pada waktu gametogenesis gen sealel akan terpisah, masing-masing pergi ke satu gamet (Yatim,1986).
Persilangan monohibrid adalah perkawinan yang menghasilkan pewarisan satu karakter dengan dua sifat beda. Misalnya warna bunga adalah karakter tanaman yang diamati. Mendel melihat ada dua sifat dari karakter warna bunga tanaman kacang kapri, yaitu warna ungu dan warna putih. Bila tanaman kacang kapri berbunga ungu disilangkan dengan tanaman kacang kapri berbunga putih, maka generasi anakan mereka adalah 100% tanaman berbunga ungu. Namun, bila tanaman berbunga ungu hasil persilangan itu dikawinkan sesamanya (perkawinan inbreeding), keturunannya menunjukkan 75 % tanaman berbunga ungu dan 25 % tanaman berbunga putih.
Pada pengamatan ini bila dominansi tampak sempurna atau penuh, maka persilangan monohibrid akan menghasilkan keturunan dengan rasio fenotipe 3:1 akan tetapi bila dominansi tidak sempurna, maka rasio fenotipe itu menjadi 1:2:1. Dalam kenyataannya hasil persilangan tidak selalu melibatkan rasio tersebut diatas secara tepat, sehingga perlua dilakukan pengujian statiktik, sesuai dengan tujuan diatas maka pengujian X2 dapat digunakan untuk menetapkan apakah penyimpangan terjadi itu nyata ataukah tidak nyata.
3.      ALAT DAN BAHAN
a)      Kancing genetika.
b)      Pasangan kantong dari kain
c)      Lembar tabel X2
d)     Alat tulis.
4.      HASIL PENGAMATAN
a.      Tabel hasil pengamatan
Ø  DOMINANSI SEMPURNA
1.      Tabel 1.1 Data Individu
Pengambilan Ke-
MM (merah)
Mm(merah)
mm(putih)
I
I


II

I

III


I
IV

I

V
I


VI

I

VII


I
VIII


I
IX


I
X


I
JUMLAH
2
3
5


2.      Tabel 1.2 Data Kelompok
INDIVIDU KE
MM
Mm
mm
I
5
3
2
II
4
4
2
III
5
3
2
IV
2
3
5
V
2
5
3
VI
1
4
5
jumlah
41
19

G/F
Expected
Observer
d=E-O
X2 = d2/E
MM-Mn
45
41
4
0,36
Mm
15
19
-4
1,07
jumlah
60
60
0
1,43

ANALISIS DATA

a.       E1 = ¾ x 60
= 45
E2 = ¼ x 60
= 15
b.      d1 = E1 – O1
= 45 – 41
= 4
d2 = E2 – O2
= 15 – 19
= -4
c.       X21 = d2/E
= 42/45
=  
= 0,36
X22 = -42/15
=   
= 1,07.












3.      Tabel 1.3 data kelas
Kelas ke-
MM dan Mm
mm
I
51
19
II
49
21
III
44
16
IV
39
31
V
41
19
VI
45
5
VII
39
11
VIII
43
17
IX
36
14
X
35
15
JUMLAH
422
158

G/F
E
O
d = E - O
X2 = d2/E
MM dan Mm
435
422
13
0,39
Mm
145
158
-13
1,17
Jumlah
580
580
0
1,56
ANALISIS DATA:

a.       E1 = ¾ x 580
= 0,75 x 580
= 435
E2 = ¼ x 580
= 0,25 x 580
= 145
b.      d1 = E – O
= 435 – 422
= 13
d2 = 145 – 158
= -13
c.       X21 = d2/E
= 132/435
=  
= 0,39
X22 = -132/145
=    
= 1,17







Ø  DOMINANSI TIDAK SEMPURNA
1.      Tabel 1.4 Data Individu
PENGAMBILAN KE-
MM
Mm
mm
I
I


II

I

III


I
IV

I

V
I


VI

I

VII


I
VIII


I
IX


I
X


I
JUMLAH
2
3
5

2.      Tabel 1.5 Data Kelompok
INDIVIDU KE-
MM
Mm
mm
I
5
3
2
II
4
4
2
III
5
3
2
IV
2
3
5
V
2
5
3
VI
1
4
5
JUMLAH
19
22
19

G/F
E
O
d = E - O
X2 = d2/E
MM
15
19
-4
1,07
Mm
30
22
8
2,13
mm
15
19
-4
1,07
JUMLAH
60
60
0
4,27





ANALISIS DATA

a.       E1 = 1/4 x 60
= 0,25 x 60
= 15
E2 = 2/4 x 60
= 0,5 x 60
= 30
E3 = 1/4 x 60
= 0,25 x 60
= 15
b.      d1 = E – O
= 15 – 19
= -4
d2 = 30 – 22
= 8
d3 = 15 – 19
= -4
c.       X21 = d2/E
= -42/15
= 16/15
= 1,07
X22 = 82/30
=    
= 2,13
X23 = -42/15
=  
= 1,07




3.      Tabel 1.6 Data Kelas
KELOMPOK KE-
MM
Mm
mm
I
13
38
19
II
20
29
21
III
13
31
16
IV
17
22
21
V
19
22
19
VI
12
33
5
VII
8
31
11
VIII
22
21
17
IX
12
24
14
X
7
28
15
JUMLAH
143
279
158


G/F
E
O
d = E - O
X2 = d2/E
MM
145
143
288

Mm
290
279
569

mm
145
158
303

JUMLAH
580
580
1160


ANALISIS DATA
a.       E1 = 1/4 x 580 = 0,25 x580 = 145
E2 = 2/4 x 580 = 0,5 x 580 = 290
E3 = 1/4 x 580 = 0,25 x 580 = 145
b.      d1 = E – O = 145 – 143 = 288
d2 = 290 – 279 = 569
d3 = 145 -158 = 303
c.       X21 = d2/E = 2882/145 = 82944/145 = 572,03
X22 = 5692/290 =  = 572,03
X23 = 3032/145 =  = 633,17


b.      Kesimpulan.
Persilangan monohibrid adalah persilangan antar dua spesies yang sama dengan satu sifat yang beda, Dari analisa data diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat kemungkinan gen-gen yang dibawa oleh gamet-gamet akan bertemu, sehingga untuk melihat kemungkinan yang terjadi pada gen maka dilakukan pengujian X2 dan hasil yang didapat adalah pada pada dominansi sempurna, rasio fenotipe 3:1 yang paling dominan mm (putih) dengan jumlah 1,17, sedangkan pada dominansi tidak sempurna dengan rasio fenotipe 1:2:1 yang paling dominan adalah mm (putih) dengan jumlah gennya 633,17.


B.     ACARA II IMITASI PERBANDINGAN GENETIK (Persilangan Dihibrid)
1.      TUJUAN
a.       Mendapatkan gambaran tentang kemungkinan gen-gen yang dibawa oleh gamet-gamet akan bertemu secara acak.
b.      Melakukan pengujian X2 untuk mengetahui apakah hasil persilangan yang dianggap baik atau tidak.
2.      KAJIAN PUSTAKA
Persilangan dihibrida merupakan perkawinan dua individu dengan dua tanda beda. Prinsip-prinsip hereditas atau persilangan ini ditulis oleh seorang pendeta bernama Gregor Johann Mendel pada tahun 1865. Persilangan ini dapat membuktikan kebenaran Hukum Mendel II yaitu bahwa gen-gen yang terletak pada kromosom yang berlainan akan bersegregasi secara bebas dan dihasilkan empat macam fenotip dengan perbandingan 9 : 3 : 3 : 1. Kenyataannya, seringkali terjadi penyimpangan atau hasil yang jauh dari harapan yang mungkin disebabkan oleh beberapa hal seperti adanya interaksi gen, adanya gen yang bersifat homozigot letal dan sebagainya.
Mendel melanjutkan persilangan dengan menyilangkan tanaman dengan dua sifat beda, misalnya warna bunga dan ukuran tanaman. Persilangan dihibrid juga merupakan bukti berlakunya hukum Mendel II berupa pengelompokkan gen secara bebas saat pembentukkan gamet. Persilangan dengan dua sifat beda yang lain juga memiliki perbandingan fenotip F2 sama, yaitu 9 : 3 : 3 : 1, dan merupakan bukti berlakunya Hukum Mendel II yang disebut Hukum Pengelompokkan Gen secara Bebas (The Law Independent Assortment of Genes).
Apabila dominansi nampak penuh maka perbandingan fenotip pada F2 adalah 9:3:3:1. Pada semidominansi (artinya dominansi tidak nampak penuh, ada warna yang teritermedier) maka hasil perkawinan dihibrid menghasilkan keturunan dengan perbandingan 1:2:1:2:4:2:1:2:1


3.      ALAT DAN BAHAN

Ø  Kancing genetika.
Ø  Pasangan kantong dari kain
Ø  Lembar tabel X2
Ø  Alat tulis


4.      HASIL PENGAMATAN
a.      Tabel hasil pengamatan.
Ø  DOMINANSI SEMPURNA
1.      Tabel 2.1 individu
PENGAMBILAN KE-
M-B-
M-bb
mmB-
mmbb
I
I
II
I
III
I
IV
I
V
I
VI
I
VII
I
VIII
I
IX
I
X
I
XI
I
XII
I
XIII
I
XIV
I
XV
I
XVI
I
JUMLAH
8
3
3
2







2.      Tabel 2.2 Data Kelompok
INDIVIDU KE-
M-B-
M-bb
mmB-
mmbb
I
14
3
0
0
II
12
3
1
0
III
8
4
2
2
IV
8
3
3
2
V
13
0
1
2
VI
10
2
3
1
JUMLAH
65
14
10
7

G/F
E
O
d = E - O
X2 = d2/E
M-B-
53,76 
65 
-11,24 
2,35 
M-bb
 18,24
 14
 4,24
 0,99
mmB-
 18,24
 10
 8,24
 3,72
mmbb
 5,76
 7
 -1,24
 0,27
JUMLAH
 96
 96
-2,48 
7,33 

ANALISIS DATA

a.       E1 =9/16 x 96
= 0,56 x 96
= 53,76
E2 = 3/6 x 96
= 0,19 x 96
= 18,24
E3 = 3/16 x 96
= 0,19 x 96
= 18,24
E4 = 1/16 x 96
= 0,06 x 96
= 5,76
b.      d1 = E – O
= 53,76 – 65
= -11,24
d2 = 18,24 – 14
= 4,24
d3 = 18,24 – 10
= 8,24
d4 = 5,76 – 7
= -1,24
c.       X21 = d2/E
= -11,242/53,76
=  
= 2,35
X22 = 4,242/18,24
=  
= 0,99
X23 = 8,242/18,24
=  
= 3,72
X24 = -1,242/5,76
=  
= 0,27


3.      Tabel 2.3 data kelas
KELOMPOK KE-
M-B-
M-bb
mmB-
mmbb
I
 73
 20
14 
5
II
 79
 10
 17
 6
II
 52
 16
 24
 4
IV
 67
 15
 11
 3
V
 65
 14
 10
 7
VI
 29
 17
 23
 11
VII
 36
 27
 15
3
VIII
 50
14
 15
 17
IX
 37
 14
 18
 11
X
 39
 19
 18
 4
JUMLAH
 527
166 
165 
71 

G/F
E
O
d = E - O
X2 = d2/E
M-B-
520,24 
527 
-6,76 
 0,51
M-bb
 176,51
 166
 10,51
 0,63
mmB-
 176,51
 165
 11,51
 0,01
mmbb
 55,74
 71
 -65,26
 3,64
JUMLAH
 929
 929
 447
5,15 

ANALISIS DATA

a.       E1 = 9/16 x 929
= 0,56 x 929
= 520,24
E2 = 3/19 x 929
= 0,19 x 929
= 176,51
E3 = 3/19 x 929
= 0,19 x 929
= 176,51
E4 = 1/16 x 929
= 0,06 x 929
= 55,74
b.      d1 = E – O
= 520,24 – 527
= -6,76
d2 = 176,51 – 166
= 10,51
d3 = 176,51 – 165
= 11,51
d4 = 5,74 – 71
= -65,25

c.       X21 = d2/E
= -6,762/520,24
=  
= 0,09
X22 = 10,512/176,51
=  
= 0,63
X23 = 11,512/176,51
=  
= 0,75
X24 = -65,262/55,74
=  
= 76,41


Ø  DOMINANSI TIDAK SEMPURNA
1.      Tabel 2.4 data individu
PENGAMBILAN KE-
MMBB
MMBb
MmBB
MmBb
MMbb
Mmbb
mmBB
mmBb
mmbb
I



 I





II








I
III








IV






I


V





 I



VI








VII





 I



VIII



I





IX



 I





X



 I





XI








I
XII








XIII







I

XIV







I

XV



 I





XVI



 I





JUMLAH
2
0
6
0
3
1
2
2

2.      Tabel 2.5 Data Kelompok
INDIVIDU KE-
MMBB
MMBb
MmBB
MmBb
MMbb
Mmbb
mmBB
mmBb
mmbb
I
5
5
0
4
0
2
0
0
0
II
0
1
3
7
2
1
0
2
0
III
0
1
3
4
0
3
1
2
2
IV
2
0
0
6
0
3
1
2
2
V
1
3
4
4
1
0
0
1
2
VI
3
1
0
6
1
1
0
3
1
JUMLAH
11
11
10
31
4
10
2
10
7

G/F
E
O
d = E - O
X2 = d2/E
MMBB
5,76
11
-5,24
4,77
MMBb
12,48
11
1,48
0,18
MmBB
5,76
10
-4,24
3,12
MmBb
12,48
31
-18,52
27,48
MMbb
24
4
20
16,67
Mmbb
12,48
10
2,48
0,33
mmBB
5,76
2
3,76
2,45
mmBb
12,48
10
2,48
0,49
mmbb
5,76
7
-4,26
3,15



ANALISIS DATA

a.       E1 = 1/16 x 96
     = 0,06 x 96
     = 5,76
E2 = 2/16 x 96
     = 0,13 x 96
     = 12,48
E3 = 1/16 x 96
     = 0,06 x 96
     = 5,76
E4 = 2/16 x 96
     = 0,13 x 96
     = 12,48
E5 = 4/16 x 96
     = 0,25 x 96
     = 24
E6 = 2/16 x 96
     = 0,13 x 96
     = 12,48
E7 = 1/16 x 96
     = 0,06 x 96
     = 5,76
E8 = 2/16 x 96
     = 0,13 x 96
= 12,48
E9 = 1/16 x 96
= 0,06 x 96
= 5,76
b.      d1 = E – O
     = 5,76 – 11
     = -5,24
d2 = 12,48 – 11
= 1,48
d3 = 5,76 – 10
= -4,24
d4 = 12,48 – 31
= -18,52
d5 = 24 – 4
= 20
d6 = 12,48 – 10
= 2,48
d= 5,76 – 2
= 3,76
d8 = 12,48 – 10
= 2,48
d9 = 5,76 – 7
= -4,26
c.       X21 = d2/E
= -5,242/5,76
=  
= 4,77
X22 = 1,482/12,48
=  
= 0,18
X23 = -4,242/5,76
       =  
      = 3,12
X24 = -18,522/12,48
       =  
      = 27,48
X25 = 202/24
       =  
      = 16,67
X26 = 2,482/12,48
       =  
      = 0,33
X27 = 3,762/5,76
       =  
      = 2,45
X28 = 2,482/12,48
       =  
      = 0,49
X29 = -4,262/5,76
       =  
      = 3,15

3.      Tabel 2.6 Data Kelas
PENGAMBILAN KE-
MMBB
MMBb
MmBB
MmBb
MMbb
Mmbb
mmBB
mmBb
mmbb
I
16
16
19
23
9
14
4
10
5
II
9
23
18
27
4
8
4
13
6
III
9
10
13
20
8
8
7
19
4
IV
7
18
16
26
6
9
5
6
3
V
11
11
10
31
4
10
2
10
7
VI
10
9
11
10
4
6
10
10
10
VII
3
10
8
27
9
8
5
9
1
VIII
12
5
12
20
13
2
9
6
17
IX
20
13
4
8
6
4
9
6
11
X
4
11
8
16
3
16
7
11
14
JUMLAH
101
126
109
208
66
81
62
100
68






G/F
E
O
d = E - O
X2 = d2/E
MMBB
55,26
101
-45,74
37,86
MMBb
119,73
126
-6,27
0,33
MmBB
55,26
109
-53,74
52,26
MmBb
119,73
208
-88,27
65,08
MMbb
230,25
66
164,25
117,17
Mmbb
119,73
81
38,73
12,53
mmBB
55,26
62
-6,74
0,82
mmBb
119,73
100
19,73
3,25
mmbb
55,26
68
-12,74
2,94


ANALISIS DATA

a.       E1 = 1/16 x 921
= 0,06 x 921
= 55,25
E2 = 2/16 x 921
= 0,13 x 921
= 119,73
E3 = 1/16 x 921
= 0,06 x 921
= 55,26
E4 = 2/16 x 921
= 0,13 x 921
= 119,73
E5 = 4/16 x 921
= 0,25 x 9211
= 230,25
E6 = 2/16 x 921
= 0,13 x 921
= 119,73
E7 = 1/16 x 921
= 0,06 x 921
= 55,26
E8 = 2/16 x 921
= 0,13 x 921
= 119,73
E9 = 1/16 x 921
= 0,06 x 921
= 55,26
b.      d1 = E – O
= 55,26 – 101
= -45,74
d2 = 119,73 – 126
= -6,27
d3 = 55,26 – 109
= -53,74
d4 = 119,73 – 208
= -88,27
d5 = 230,25 – 66
= 164,25
d6 = 119,73 – 81
= 38,73
d7 = 55,26 – 62
= -6,74
d8 = 119,73 – 100
= 19,73
d9 = 55,26 – 68
= -12,74
c.       X21 = d2/E
= -45,742/55,26
=  
= 37,86
X22 = -6,272/119,73
=  
= 0,33
X23 = -53,742/55,26
=  
= 52,26
X24 = -88,272/119,73
=  
= 65,08
X25 = 164,252/230,25
=  
= 117,17
X26 = 38,732/119,73
=  
= 12,53
X27 = -6,742/55,26
=  
= 0,82
X28 = 19,732/119,73
=  
= 3,25
X29 = -12,742/55,26
=  
= 2,94



b.      Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dilakukan dan data yang di dapat maka dapat disimpulkan bahwa pada persilangan dihibrid dapa juga di sebut dengan hukum mendel II
Setelah melakukan percobaan didapatkan perbandingan antara gen yang dominan dengan gen yang resesif  yaitu hasilnya tidak jauh beda kadang signifikan kadang tidak signifikan, tetapi pada ahirnya semua individu F1 adalah seragam. Jika dominasi nampak sepenuhnya perkawinan monohibrid (Mm) (Mm) menghasilkan keturunan yang memperlihatkan perbandingan penotype 3 : 1 (yaitu merah  : putih) tetapi memperlihatkan perbandingan generatip 1  :  2 :  1 yaitu (MM, Mm, Mm).
Hasil perkawinan tidak di dominasi oleh salah satu induknya, dengan kata lain, sifat dominan tidak muncul secara penuh, peristiwa ini menunjukkan adanya sifat intermediet

C.    PERANAN GEN YANG DIPENGARUHI OLEH SEKS
1.      TUJUAN
Menetapkan genotipe diri sendiri berdasarkan variabel ukuran telunjuk jari tangan.
2.      TINJAUAN PUSTAKA
Gen dominan biasanya memperlihatkan pengaruhnya pada individu laki-laki maupun perempuan. Baru dalam keadaan homozigot resesif, pengaruh dominan itu tidak akan menempatkan diri dalam fenotip. Disisni adapun gen-gen yang dominansinya bergantung dari jenis kelamin individu. Salah satunya adalah panjang jari telunjuk. Apabila kita meletakkan tangan kanan atau kiri kita pada suatu alas dimana terdapat seuah garis mendatar demikian rupa sehingga ujung jari manis menyentuh garis tersebut, maka dapat kita ketahui, apakah jari telunjuk kita akan lebih panjang atu lebih pendek dari pada jari manis.
Jari telunjuk pendek disebabkan oleh gen yang dominan pada laki-laki, tetapi resesif pada perempuan. Kegiatan gen ini menjadi sebagai berikut:

Genotip
Laki-laki
Perempuan
TT
Telunjuk pendek
Telunjuk pendek
Tt
Telunjuk pendek
Telunjuk panjang
Tt
Telunjuk panjang
Telunjuk panjang
Cara penurunan gen ini sama dengan cara penurunan gen kepala botak. (Suwiryo,1998)
Apakah sebenarnya yang diberikan pada anak-anak itu sehingga mereka mempunyai beberapa sifat seperti orang tuanya. Yang diwariskan adalah berupa gen, gen lah yang bertanggung jawab atas turunnnya sifat-sifat tersebut. Gen-gen yang berhubungan langsung dengan kromosom ini bisa diturunkan melalui gen autosom maupun gen gonosom. (Nio,1990)
Daktiloskopi berasal dari dua kata Yunani yaitu Dactylos yang berarti jari jemari atau garis jari dan scopein yang artinya mengamati atau meneliti. Kemudian dari pengertian itu timbul istilah dalam bahasa inggris yang kita kenal menjadi “Ilmu Sidik Jari”. Kedua ilmu itu ditetapkan pada objek yang sama, garis papil, tetapi tujuan Daktiloskopi tersebut lebih dititikberatkan untuk keperluan personal identifikasi. Daktiloskopi berarti mengamati sidik jari khususnya garis yang terdapat pada ruas ujung jari, baik tangan dan kaki. Jadi, daktiloskopi berarti ilmu yang mempelajari sidik jari untuk keperluan pengenalan kembali atau untuk proses identifikasi orang. (Rizqiani,2009)
3.      ALAT DAN BAHAN
Jari tangan dan alat tulis praktikum






4.      HASIL PENGAMATAN
1.      Tabel hasil pengamatan
NAMA
JENIS KELAMIN
JARI TELUNJUK PANJANG
JARI TELUNJUK PENDEK
KIRI
KIRI
Ni Wayan Arniati
P

ü   
Sumi
P

ü   
Nur Aida
P

ü   
Muhammad anton
L

ü   
Misnah
P

ü   
Nurmalita
P

ü   

Kemungkinan Terjadi
1.      ♂TT x TT♀ = TT, TT, TT, TT
= 100% TT (Homozigot)
2.      ♂TT x Tt♀ = TT, Tt, TT, Tt
= 50% TT homozigot
= 50% Tt heterozigot
2.      Kesimpulan
Setelah percobaan peranan gen yang dipengaruhi seks dilakukan diperoleh hasil bahwa tiga jari yang diuji pada praktikan dalam hal ini penulis ternyata menunjukkan pola jari manis yang lebih panjang dibandingkan dengan jari telunjuk, sehingga pasangan gen yang dimiliki adalah TT/Tt. Dan pada percobaan ini terdapat dua kemungkinan pasangan gen, dimana kemungkinan yang pertama TT 100% homozigot sedangkan kemungkinan yang kedua TT 50% dan Tt 50% heterozigot.




D.    ACARA IV PENGAMATAN SIKLUS HIDUP Drosophila sp
1.      Tujuan
a.       Mengetahui tahap-tahap dalam siklus hidup Drosophila sp.
b.      Mengetahui waktu dari tiap tahapan dalam siklus hidup Drosophila sp.
2.      Kajian pustaka
Lalat buah (Drosophila sp) adalah organism yang memiliki ciri yang sudah dikenal dan sesuai untuk penyelidikan genetika karena mudah berkembang biak dan memiliki siklus hidup yang singkat. Sepasang lalat buah dapat menghasilkan 300-400 butir telur. Siklus hidup drosophila terdiri atas stadium telur, larva, prepupa, pupa, dan imago. Telur Drosophila sp berukuran kira-kira 0,5 mm berbentuk lonjong, permukaan dorsal agak mendatar, sedangkan permukaan ventral agak membulat. Pada bagian anterodorsal terdapat sepasang filament yang fungsinya yang melekatkan diri pada permukaan medium, agar telur tidak tenggelam pada medium. Pada bagian ujung anterior terdapat lubang kecil yang disebut Micropyle, yaitu tempat masuknya spermatozoa. Telur yang dikeluarkan dari tubuh biasanya sudah dalam tahap blastula. Dalam waktu 24 jam telur akan menetas menjadi larva. Larva yang menetas ini akan mengalami 2 kali pergantian kulit, sehingga periode stadium yang paling aktif. Larva kemudian menjadi prepupa dan berkembang menjadi pupa yang melekat pada permukaan yang relative kering, yaitu pada dinding botol kultur atau pada kertas saring. Pupa akan menetas menjadi imago setelah berumur 8-11 hari bergantung pada spesies dan suhu lingkungan.

3.      Alat dan Bahan
1.      Botol kultur yang berisi medium pisang
2.      Drosophila sp liar kurang lebih 10 pasang
3.      Lup
4.      Mikroskop
5.      Kuas kecil

4.      Hasil Pengamatan
1.      Tabel 4.1 individu
Medium pengembangan
MUHAMMAD ANTON
Tanggal
Waktu
Mulai pengamatan
8/05/2012
10.00
Telur
9/05/2012
16.01
Larva
10/05/2012
09.20
Prepupa
12/05/2012
07.30
Pupa
13/05/2012
09.02
Imago
14/05/2012
06.50
Dewasa
15/05/2012
09.00
Rata-rata siklus hidup
8 hari


5.      Pembahasan
Drosophila sp merupakan salah satu serangga yg paling umum dikenal yang digunakan untuk penelitian-penelitian. Pada praktikum ini dilakukan pengamatan siklus hidup dari serangga tersebut. Metamorfosis pada Drosophila sp termasuk metamorfosis sempurna, yaitu dari telur – larva – prepupa – pupa – imago dan dewasa. Pengamatan yang dilakukan dimulai dari pembuatan medium sampai menghasilkan anak kembali. Lalat-lalat Drosophila sp yg ditangkap dimasukkan kedalam botol kultur dengan memakai umpan buah-buahan yang disukai kemudian ditutup dengan rapat. Lalat yang dimasukkan kedalam botol kultur kurang lebih 10 ekor lalat. Pengamatan yang dilakukan pertama kali pada tanggal 8/05/2012, sekitar jam 10.00. dan mengamati selama 5 jam sekali untuk melihat perkembangan yg terjadi. Sekitar 1 hari kemudian (9/05/2012), pukul 16.01 muncul bercak-bercak putih berukuran kurang dari 0.5 mm yang menempel diatas medium. Berdasarkan literature bercak-bercak tersebut tidak lain adalah telur dari Drosophila sp. Berikutnya pada hari kedua (10/05/2012) pukul 09.20, terdapat ulat kecil yg mulai bergerak, ukurannya sedikit lebih besar dari telur dan warnanya putih. Fase ini merupakan fase larva. Pada fase larva ini hidupnya dipermukaan medium karena Yang merupakan sumber makanan dari lalat tersebut. Pada fase larva ini membutuhkan waktu yang lama untuk melakukan metamorfosis menjadi prepupa, jadi terjadinya fase prepupa ini dua hari setelah terjadinya fase larva (12/05/2012), satu hari kemudian prepupa ini mulai berubah menjadi fase pupa, dimana perbedaan antara fase prepupa dengan fase pupa ini terletak pada warnanya, prepupa warnanya putih sedangkan pupa warnanya kecoklatan, Setelah menjadi pupa, kemudian terbentuknya imago satu hari setelahnya.
Dari penjelasan siklus hidup drosophila diatas, waktu yang dibutuhkan drosophila untuk sampai kembali menjadi organisme yang baru sekitar 8 hari. Namun lamanya siklus hidup tersebut juga dipengaruhi lingkungan, seperti pemberian intensitas cahaya dimana botol harusnya diletakkan di tempat yang terang karena drosophila tersebut kurang menyukai lingkungan yang gelap.


DAFTAR PUSTAKA
·         Yatim,Wildan.2003.Genetika.Bandung:Tarsito
·         http://wikipedia.id.org/diakses/24-05-2012