Laman

Kamis, 24 Mei 2012

PENGARUH PUPUK KANDANG TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN (Arachis hipogaea)

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM
FISIOLOGI TUMBUHAN II
PENGARUH PUPUK KANDANG TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN
(Arachis hipogaea)

Diajukkan Kepada Laboratorium Biologi Fakultas Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Mataram Sebagai Syarat Mengikuti Ujian Akhir Praktikum
Oleh :
MUHAMMADA ANTON
NIM : 09 211 298



LABORATORIUM BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
 MATARAM
2011/2012
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Ini Disusun Oleh    : MUHAMMAD ANTON
NIM                : 09 211 298
Judul                :   PENGARUH PUPUK KANDANG
TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN Arachis hipogaea.


Telah Memenuhi Syarat Dan Di Setujui Untuk Melakukan Ujian Akhir Praktikum
Fisiologi Tumbuhan II


Tanggal, 28 Desember 2011


Coordinator praktikum Fistum II              Co’Ass kelas


 Rusmania isnaini                Ummi walinda


Menyetujui
Kepala Laboratorium Biologi
Fakultas Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Mataram




Fahrul yadi, S,Pd
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayat kepada semua mahluknya, terutama kepada kita sebagai umat manusia yang insya allah selalu bersyukur kepadanya, salam serta salawat senantiasa tetap tercurahkan kepada baginda Muhammad SAW, beliau adalah manusia pilihan yang rela berkorban demi tegaknya Agama yang di rahmati oleh Allah SWT, penulis sangat bersyukur karena masih diberikan kesempatan untuk menjalankan kewajiban-kewajiban, terutama kewajiban untuk menuntut ilmu. Laporan tetap FISTUM II ini penulis susun sebagai syarat untuk bisa mengikuti ujian akhir praktikum. Penulis sangat berterima kasih kepada semua Co’Ass yang telah menyempatkan diri untuk membagi ilmunya kepada kami semua.
Penulis sangat menyedari bahwa laporan tetap FISTUM II ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan masukkan maupun kritikkan yang bersifat membantu dari teman-teman, terlebih dari para Co’Ass. Akhir kata “tak ada gading yang tak retak”, dan semoga laporan tetap FISTUM II ini dapat bermanfaat bagi penulis dan kita semua. Amiiin.




Mataram,   Desember 2011

Penulis



DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL         i
HALAMAN PENGESAHAN        ii
KATA PENGANTAR       iii
DAFTAR ISI       iv
BAB I PENDAHULUAN        1
A.    Latar Belakang        1
B.    Rumusan Masalah        2
C.    Tujuan Penelitian        3
D.    Manfaat Penelitian        3
E.    Lingkup Penelitian        3
F.    Definisi Operasional        3
BAB II KAJIAN PUSTAKA        5
A.    Deskripsi Teori        5
B.    Kerangka Berpikir        7
C.    Hipotesis Penelitian        7
BAB III METODE PENELITIAN        8
A.    Rancangan Penelitian        8
B.    Populasi Dan Sampel        8
C.    Instrumen Penelitian        8
D.    Teknik pengumpulan data        9
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN      10
A.    Hasil Penelitian       10
1.    Tabel Hasil Pengamatan      10
B.    Pembahasan      11
BAB V PENUTUP      12
A.    Kesimpulan      12 
B.    Saran      12 
DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Di Indonesia pada tahun 2000 jumlah penduduknya mencapai 203406005 orang dengan tingkat pertumbuhan dalam satu dekade antara 1990-2000 rata-rata 1,52% (Anonim, 2001). Sedangkan tingkat pertumbuhan produksi pertaniannya dari tahun 1995 hingga 2010 diperkirakan sekitar 1,34 % pertahunnya (Simatupang et al., 1995). Sehingga pada saat ini sampai beberapa tahun mendatang produksi pertanian masih perlu terus ditingkatkan untuk mengimbangi kebutuhan pangan penduduknya. Untuk memenuhi tuntutan peningkatan produksi pertanian masih perlu terus ditingkatkan untuk mengimbangi kebutuhan pangan penduduknya. Untuk memenuhi tuntutan peningkatan produksi pertanian pemerintah Indonesia masih menggunakan dua strategi dasar yaitu melalui peningkatanpendayagunaan lahan pertanian yang telah ada (intensifikasi) dan perluasan lahan pertanian (ekstensifikasi).
Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan produktivitas lahan yang ada antara lain dengan diperkenalkannya berbagai paket teknologi pertanian, tetapi berbagai laporan yang tersedia menunjukkan bahwa produktivitas lahan pada beberapa lokasi, terutama di pantai utara pulau Jawa sudah mencapai tingkat jenuh (levelling-off). Mengapa hal ini terjadi, walupun sebenarnya produksi yang dihasilkan dilihat dari kelas kemampuan lahannya masih dapat ditingkatkan lagi atau dengan kata lain produktivitas lahan tersebut sebenarnya belum mencapai kemampuan maksimumnya. Kondisi tersebut terjadi sebagai akibat dari kesalahan dalam implementasi konsep pertanian intensif yang mengarah pada un-sustainable agricultureral practices, sedangkan yang benar adalah konsep pertanian intensif yang berkelanjutan (sustainable agricultural practices) (Anonim, 1999). Penyebab lain dari menurunnya produktivitas lahan pertanian adalah terjadinya perubahan fungsi atau alih fungsi untuk industri non-pertanian. Sebagai contoh yaitu kegiatan penambangan pasir dan batu-batu koral pada lahan-lahan pertanian yang tidak dikehendaki, misalnya di Daerah Istimewa Yogyakarta bagian utara atau tepatnya di Kabupaten Sleman. Dampak selanjutnya dari kegiatan tersebut yaitu tanah akan menjadi rusak atau terdegradasi.
Tanah dikatakan rusak atau terdegradasi jika kehilangan kemampuan penggunaannya atau kehilangan potensi penggunaannya atau terjadinya pengurangan, kehilangan atau perubahan dari ciri-ciri atau organisme tanah tersebut yang tidak dapat digantikan lagi. Secara umum tanah yang rusak menunjukkan pengurangan dalam kelas kemampuan atau status tanah tersebut, sebagai contoh terjadinya perubahan komposisi flora/fauna tanah dari yang komplek menjadi yang lebih sederhana. Apabila tanah yang sudah rusak tersebut dibiarkan saja tanpa ada pemulihan (recovery) sementara proses pengrusakan tanah berjalan secara terus menerus, maka kondisi tanah menjadi sakit artinya kualitas dan kesehatan tanah menjadi menurun. Dalam kondisi tanah seperti itu maka perlu upaya pemulihan atau rehabilitasi tanah dengan memberikan bahan organik atau pupuk organik kedalam tanah. Bahan organik tanah merupakan sumber energi bagi kehidupan dalam tanah dan berperan sangat besar dalam mempengaruhi sifat-sifat fisika, kimia dan biologi tanah (Suba Rao, 1994). Ditinjau dari berbagai aspek yang ada, jika kandungan bahan organik tanah cukup, maka kerusakan tanah seperti yang tersebut diatas dapat diminimalkan atau bahkan dapat dihindari.
Dalam penelitian ini akan dikaji dan dipelajari pengaruh dari beberapa pupuk organik terhadap produktivitas tanaman kacang tanah (Arachis hipogaea) dengan sistem budidaya intensif. Budidaya kacang tanah yang dilakukan dengan memakai tanah yang sedikit subur dengan memberikan pupuk organik pada tanah dalam budidaya kacang tanah diharapkan dapat meningkatkan produktivitas kacang tanah.(Sumarno, 1993).
B.    Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dengan meneliti pengaruh pupuk kandang terhadap pertumbuhan tanaman kacang tanah (Arachis hipogaea). Didaerah di indonesia sudah banyak yang menggunakan pupuk kandang sebagai penyubur tanah, apalagi dalam membudidayakan kacang tanah. Maka permasalah yang diajukkan adalah “Apakah keutamaan kandungan dari pupuk kandang sehingga sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman Arachis hipogaea”.

C.    Tujuan Penelitian
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pemberian pupuk kandang terhadap pertumbuhan tanaman kacang tanah (Arachis hipogaea).
D.    Manfaat Penelitian
Dari berbagai keteranga di atas tentu penelitian ini banyak manfaatnya bagi kita semua khusunya bagi kami yang menempuh mata kuliah FISIOLOGI TUMBUHAN II. Manfaat penelitian tersebut sebagai berikut :
1.    Mahasiswa dapat mengetahui pengaruh pupuk kandang terhadap tanaman Arachis hipogaea.
2.    Mahasiswa bisa melihat proses pemberian pupuk kandang pada tanah yang akan di tanami tanaman
3.    Mahasiswa dapat memahami kandungan pada pupuk kandang.
E.    Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ada dua macam yaitu Subjek dan Objek penelitian. Subjek penelitiannya berupa tanaman Arachis hipogaea. Sedangkan yang menjadi objek penelitian adalah Pengaruh pemberian pupuk kandang dalam berbagai konsentrasi terhadap laju pertumbuhan tanaman Arachis hipogaea.
F.    Definisi Operasional
Untuk meningkatkan pemahaman tentang isi dari laporan tetap ini, maka peneliti perlu memberikan penjelasan istilah terhadap judul laporan tetap ini. Beberapa istilah yang perlu dijelaskan adalah :
1.    Pengaruh
Pengaruh merupakan suatu daya yang dapat mengubah dan membentuk sesuatu yang lain (kamus besar Bahasa Indonesia, 2002 : 849)
2.    Pupuk Kandang
Pupuk kandang merupakan semua produk buangan dari binatang peliharaan yang dapat digunakan untuk menambah hara, memperbaiki sifat fisik, dan biologi tanah.

3.    Pertumbuhan
Pertumbuhan (Growth) adalah Perubahan secara kuantitatif selama siklus hidup tanaman yang bersifat tak terbalikkan (Irreversible). Bertambah besar ataupun bertambah berat tanaman atau bagian tanaman akibat adanya penambahan unsur-unsur struktural yang baru. Peningkatan ukuran tanaman yang tidak akan kembali sebagai akibat pembelahan dan pembesaran sel.
4.    Arachis hipogaea
Arachis hipogaea (Kacang tanah) merupakan tanaman pangan berupa semak yang dijadikan sebagai tanaman budidaya yang kaya dengan protein dan lemak.
Jadi dari pengertian diatas dapat di jelaskan bahwa pengaruh pupuk kandang terhadap pertumbuhan tumbuhan tanaman kacang tanah (Arachis hipogaea) adalah proses perubahan yang terjadi akibat adanya pelapukan bahan-bahan buangan yang menambah unsur hara pada tanah untuk pertumbuhan tanaman kacang tanah (Arachis hipogaea).


















BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.    Deskripsi Teori
1.    Pengertian tanah
Tanah (bahasa Yunani: Pedon; bahasa Latin: Solum) adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik. Tanah sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air sekaligus sebagai penopang akar. Struktur tanah yang berongga-rongga juga menjadi tempat yang baik bagi akar untuk bernafas dan tumbuh. Tanah juga menjadi habitat hidup berbagai mikroorganisme. Bagi sebagian besar hewan darat, tanah menjadi lahan untuk hidup dan bergerak. Ilmu yang mempelajari berbagai aspek mengenai tanah dikenal sebagai ilmu tanah. Dari segi klimatologi, tanah memegang peranan penting sebagai penyimpan air dan menekan erosi, meskipun tanah sendiri juga dapat tererosi. Komposisi tanah berbeda-beda pada satu lokasi dengan lokasi yang lain. Air dan udara merupakan bagian dari tanah.
Di awal pertumbuhan, tanaman sangat banyak membutuhkan unsur hara, terutama unsur nitrogen. Karena jumlah unsur hara yang tersedia pada media (tanah) sangat terbatas, perlu dilakukan pemberian pupuk lebih lanjut, baik pada media maupun pada daun. Nitrogen (N) merupakan unsur utama penunjang pertumbuhan vegetatif tanaman yang berperan dalam pertumbuhan akar, batang, daun dan awal pembentukan bunga pada tanaman (Hendaryono dan Sriyanti, 1998).
Tumbuhan membutuhkan unsur hara esensial, yaitu unsur hara yang berperan penting dalam menyuplai kebutuhan tumbuhan agar dapat tumbuh dengan baik. Berdasarkan perbedaan konsentrasinya yang dianggap berkecukupan dalam jaringan tumbuhan, maka unsur hara esensial dibedakan menjadi unsur makro dan unsur mikro. Unsur Makro merupakan unsur hara esensial yang dibutuhkan oleh tumbuhan dalam jumlah yang banyak. Contohnya, C, H, O, N, P, K, Ca, Mg, dan S. Sedangkan Unsur Mikro adalah unsur hara esensial yang dibutuhkan oleh tumbuhan dalam jumlah yang sedikit. Contohnya, Cl, Fe, B, Mn, Zn, Cu, dan Mo.
2.    Pengertian pupuk kandang
Pupuk kandang sebenarnya adalah campuran tanah dengan produk buangan dari kotoran binatang ataupun pelapukan dari tumbuhan yang mati. Sehingga pupuk kandang dapat didefinisikan sebagai semua produk buangan dari binatang peliharaan yang dapat digunakan untuk menambah hara, memperbaiki sifat fisik, dan biologi tanah. Apabila dalam memelihara ternak tersebut diberi alas seperti sekam pada ayam, jerami pada sapi, kerbau dan kuda, maka alas tersebut akan dicampur menjadi satu kesatuan dan disebut sebagai pukan pula. Beberapa petani di beberapa daerah memisahkan antara pukan padat dan cair.
a.    Pupuk kandang padat
Pupuk kandang (pukan) padat yaitu kotoran ternak yang berupa padatan baik belum dikomposkan maupun sudah dikomposkan sebagai sumber hara terutama N bagi tanaman dan dapat memperbaiki sifat kimia, biologi, dan fisik tanah. Penanganan pukan padat akan sangat berbeda dengan pukan cair. Penanganan pukan padat oleh petani umumnya adalah sebagai berikut: kotoran ternak besar dikumpulkan 1-3 hari sekali pada saat pembersihan kandang dan dikumpulkan dengan cara ditumpuk di suatu tempat tertentu. Petani yang telah maju ada yang memberikan mikroba dekomposer dengan tujuan untuk mengurangi bau dan mempercepat pematangan, tetapi banyak pula yang hanya sekedar ditumpuk dan dibiarkan sampai pada waktunya digunakan ke lahan.
b.    Pupuk kandang cair
Pupuk kandang (pukan) cair merupakan pukan berbentuk cair berasal dari kotoran hewan yang masih segar yang bercampur dengan urine hewan atau kotoran hewan yang dilarutkan dalam air dalam perbandingan tertentu. Umumnya urine hewan cukup banyak dan yang telah dimanfaatkan oleh petani adalah urine sapi, kerbau, kuda, babi, dan kambing. Pupuk kandang cair dibuat dari kotoran ternak yang masih segar, bisa dari kotoran kambing, domba, sapi, dan ayam. Petani pertanian organik di Kenya membuat pukan cair dari 30-50 kg kotoran hewan yang masih segar dimasukkan dalam karung goni yang terbuat dari serat kasar rami diikat kuat, ujung karung diikatkan pada sebuah tongkat sepanjang 1 m untuk menggantung karung pada drum, kemudian karung tersebut direndam dalam drum berukuran 200 l yang berisi air. Secara, berkala 3 hari sekali kotoran dalam karung diaduk dengan mengangkat dan menurunkan tongkat beserta karung. Untuk melarutkan pukan dibutuhkan waktu sekitar minggu. Pupuk kandang (pukan) yang melarut siap digunakan bila air sudah berwarna coklat gelap dan tidak berbau. Cara penggunaan pukan cair dengan disiramkan ke tanah bagian perakaran tanaman dengan takaran satu bagian pukan cair dicampur dengan satu atau dua bagian air. Ampas dari pukan cair dimanfaatkan sebagai mulsa (Matarirano, 1994).
3.    Kandungan pupuk kandang
Kandungan hara dalam pupuk kandang (pukan) sangat menentukan kualitas pukan. Kandungan unsur-unsur hara di dalam pukan tidak hanya tergantung dari jenis ternak, tetapi juga tergantung dari makanan, air yang diberikan, umur dan bentuk fisik dari ternak. Beberapa unsur hara yang terkandung di dalam pukan adalah N, P, K, Ca, Mg, S, Fe, dan masih banyak unsur-unsur yang lainnya.
B.    Kerangka berpikir
Medium atau tempat tumbuhan suatu tanaman adalah tanah begitu juga halnya dengan mahluk hidup lainnya seperti manusia dan hewan. Tanah merupakan bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik lainya. Partikel-partikel mineral ini sangat penting bagi kesuburan tanah untuk dapat membantu dalam memenuhi kebutuhan tumbuhan agar dapat tumbuh dengan baik dan dapat melengkapi siklus hidupnya. Pertumbuhan tanaman Arachis hipogaea sangat dipengaruhi oleh adanya unsur hara yang terdapat di dalam pupuk kandang, tanpa unsur hara pertumbuhan tanaman kacang tanah akan mengalami hambatan,
Dalam penelitian ini, bahan yang digunakan adalah biji Arachis hipogaea yang diletakakan atau ditanam dalam polybag dengan konsentrasi pupuk kandang yang berbeda-beda. Dengan harapan pertumbuhan dan perkembangan pada biji Arachis hipogaea akan lebih cepat terjadi terkait dengan ketersediaan unsur hara yang terkandung dalam pupuk kandang lebih kompleks. Jika ketersediaan unsur hara dalam tanah kurang dari jumlah yang dibutuhkan oleh biji Arachis hipogaea untuk berkecambah atau pertumbuhan, maka tanaman tersebut akan terganggu metabolismenya yang secara visual dapat terlihat dari penyimpangan-penyimpangan pada pertumbuhannya. Misalnya pertumbuhan akar, batang, dan daun yang terhambat (kerdil) dan bahkan ada yang mengalami kematian. Oleh karena itu, pemberian pupuk kandang adalah solusi atau jalan keluar terbaik dalam membantu akan ketersediaan unsur hara di tanah agar biji tanaman Arachis hipogaea dapat lebih cepat berkecambah dan dapat tumbuh normal seperti yang diharapkan.
C.    Hipotesis penelitian
Hipotesis merupakan dugaan yang bersifat sementara yang mungkin benar atau mungkin juga salah (Arikunto dalam Nurul Wahidah, 2009 : 21).
Dari landasan teori dan kerangka berpikir diatas, maka hipotesis yang diajukkan oleh penulis yaitu “Pertumbuhan dan perkembangan tanaman Arachis hipogaea tergantung dari banyak atau sedikitnya pemberian pupuk kandang”.













BAB III
METODE PENELITIAN
A.    Rancangan Penelitian
Pada penelitain ini rancangan yang digunakan ada tiga macam yaitu  pembagaian kelompok lebih dari lima orang perkelompok supaya bisa kerja sama dan kompak, oleh karenanya  yaitu
B.    Populasi dan Sampel
1.    Populasi Penelitian
Populasi yaitu keseluruhan subjek penelitian (Arikunto dalam Nurul Wahidah, 2009 : 25). Jadi populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah semua tanaman Arachis hipogaea yang tumbuh dalam semua polybag yang digunakan dalam penelitian pada tiap-tiap kelompok.
2.    Sampel Penelitian
Sampel merupakan sebagian atau perwakilan populasi yang diteliti (Arikunto dalam Nurul Wahidah, 2009 : 26). Jadi sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah salah satu dari keseluruhan jumlah tanaman Arachis hipogaea yang tumbuh dalam polybag sebagai perwakilan dalam melakukan penelitian.
C.    Instrumen Penelitian
Pada praktikum ini alat dan bahan yang diguankan adalah sebagai berikut :
a.    Alat
    Polybag ukuran sedang sebanyak 5 buah
    Alat ukur / penggaris
    Alat tulis
b.    Bahan
    Tanah
    Pupuk Kandang secukupnya
    Biji Arachis hipogaea
D.    Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu dengan melakukan pengamatan pada tiap-tiap polybag yang diisi dengan tanaman Arachis hipogaea, kemudian mengamati  pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi pada tanaman Arachis hipogaea, dan  memasukkan data pada tabel yang sudah disediakan.





























BAB IV
HASIL PENELITIAN
A.    Hasil Penelitian
    Tabel hasil penelitian

Hari ke dan tanggal    Parameter    Polybag    Ket.
        1
100%    2
25%/75%    3
50%/50%    4
75%/25%    5
100%   
Rabu, 14 Desember 2011    Kecambah    -                                   
    tinggi batang    -    0,5 cm    0,5 cm    0,5 cm    0,5 cm   
    Warna batang    -    hijau    Hijau keputihan    hijau    Putih   
    Jumlah helai daun    -    -    -    -    -   
    Warna daun    -    -    -    -    -   
                           
Sabtu, 17 desember 2011    Kecambah    -                            -   
    Tinggi batang    -    1 cm    1,5 cm    1 cm    -   
    Warna batang    -    Hijau kekuningan    hijau    Hijau    -   
    Jumlah helai daun    -    -    4 helai    -    -   
    Warna daun    -    -    Hijau    -    -   
                           
Selasa, 20 Desember 2011    Kecambah    -    -    -    -    -   
    Tinggi batang    -    2,5 cm    4,5 cm    1 cm    -   
    Warna batang    -    Hijau kecoklatan    Hijau dan coklat    Hijau    -   
    Jumlah helai daun    -    8 helai    24 helai    8 helai    -   
    Warna daun    -    hijau    Hijau    hijau    -   
                           
    Kecambah                       
    Tinggi batang                       
    Warna batang                       
    Jumlah helai daun                       
    Warna daun                       
                           
Senin, 26 desember 2011    Kecambah    -    -    -    -    -   
    Tinggi batang    -    12 cm    11 cm    3 cm    -   
    Warna batang    -    hijau    hijau    hijau    -   
    Jumlah helai daun    -    24 helai    24 helai     8 helai    -   
    Warna daun    -    hijau    hijau    hijau    -   
                           
                           
                           

B.    Pembahasan
Dari hasil pengamatan dan data diatas bahwa pada polybag 1 adalah 100% tanah dimana pada hari pertama pengamatan tidak mengalami perkecambahan karena unsur hara yang terkandung dalam tanah itu umumnya sedikit, pada pengamatan kedua juga tidak mengalami perkecambahan sampai pada pengamatan terakhir tidak juga mengalami perkecambahan. polybag 2 yaitu 75% tanah dan 25% pupuk kandang  hari pertama tidak mengalami perkecambahan dan hari kedua bagitu juga sampai hari ketiga baru mengalami perkecambahan akan tetapi padahari ketiga ini perkecambahannya tidak sempurna sedikit hambatan hari keempat dah mulai tinggi dan pada hari kelima.

2 komentar: